DPD-LDII-Bekasi-Gelar-Webinar-Kebangsaan-750x375
- LINTAS DAERAH

DPD LDII Kota Bekasi Gelar Webinar Kebangsaan dan Moderasi Beragama

Bekasi (7/6). Memperingati Hari Kelahiran Pancasila, DPD LDII Kota Bekasi mengadakan Webinar Wawasan Kebangsaan dan Moderasi Beragama. Acara ini dilaksanakan di Wisma Aulia Azizziyah Komplek Ponpes Baitul Haq, Kota Bekasi, pada Sabtu (4/6).

Ketua DPD LDII Kota Bekasi, Ary Widjanarko mengatakan, moderasi beragama adalah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrim atau berlebihan.

“Moderasi beragama bukan berarti memoderasi agama. Karena agama dalam dirinya sudah mengandung prinsip moderasi, yaitu keadilan dan keseimbangan. Dan agama ini tidak mengajarkan kerusakan di muka bumi dan kedzaliman,” kata Ary.

Menurut Ary, sebagai warga Indonesia, khususnya sebagai organisasi masyarakat hari lahir Pancasila menjadi momentum untuk bangkit bersama dan berkontribusi kepada bangsa dan negara, dengan cara menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila yang berkaitan dengan moderasi beragama.

“Moderasi beragama adalah bagaimana kita beragama dengan cara yang tidak nasionalis sempit. Kita harus melihat bagaimana seluruh masyarakat, sehingga perbedaan-perbedaan itu kita anggap wajar selama tidak menyalahi aturan hukum,” ujarnya.

“Kami pengurus DPD LDII bermusyawarah menyusun program tahunan agar seluruh warga LDII, khususnya di Kota Bekasi bisa terlibat dalam kegiatan positif yang menimbulkan rasa rukun dan kompak,” Ary menambahkan.

Selain itu, Ary menerangkan agar generasi penerus LDII harus selalu aktif berkontribusi dan berpartisipasi, baik dalam urusan ibadah maupun yang berhubungan dengan masyarakat.

Dalam kesempatan itu, Letkol (Kav) Luluk Setyanto mengapresiasi acara tersebut. Menurutnya, kegiatan ini sangat positif dan harus dikembangkan di masa yang akan datang.

“Bila moderasi beragama diabaikan akan timbul perpecahan dan melalui forum ini kita dapat membangun jangan sampai timbul perpecahan. Kita harus menydarkan rekan-rekan kita, semua masyarakat Indonesia untuk bisa bahu-membahu bergotong-royong membangun persatuan,” ujarnya.

“Kita bisa mengedukasi masyarakat dengan sebuah perbuatan ataupun tauladan. Tidak hanya berucap saja, tetapi apa-apa yang kita pebuat harus diamalkan. Hal-hal yang baik, yang bisa mempersatukan. Kita harus senantiasa mewujudkannya,” Luluk menambahkan.

“Jangan karena di Indonesia sering terjadi konflik horisontal perbedaan agama, mahzab dan fiqih membuat warga negara kita tidak rukun, karena agama Islam mengajarkan kita untuk saling toleransi, mencintai dan saling bahu membahu memperkokoh kerukunan” ujar Shobirin. (AAS/Lines)

Social Media Share

About mohammad sulthon

Read All Posts By mohammad sulthon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *