- BERITA DAERAH

Mengajarkan Tata Krama Pada Satu Perempuan Seperti Mengajarkannya Pada Satu Bangsa

JAKARTA UTARA (15/06). DPD LDII Jakarta Utara menghelat talkshow untuk generus remaja putri dengan tema “Good Manners of A Muslimah” di Masjid Al Akbar, Enim, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Minggu (12/06) dengan mengundang narasumber Anggota Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII, Resita Kuntjoro. Talkshow ini dibuka oleh Pembina Keputrian Generus Jakarta Utara Hj. Ridha Nur Hidayah, selaku Ketua Biro PPKK DPD LDII Jakarta Utara.

Menurut Hj. Ridha Nur Hidayah, LDII Jakarta Utara ingin mengarahkan generus keputriannya agar paham ilmu agama, berakhlak mulia, dan mandiri. Lewat forum yang diwadahi Biro PPKK DPD LDII berupa Khaadijah, pembinaan generus bisa bersinergi dengan majelis-majelis yang ada di LDII Jakarta Utara. “Seminar-seminar seperti ini jelas untuk memperkuat ilmu yang sudah kita kaji sama-sama. Tujuannya adalah membentuk 6 tabiat luhur di dalam Khadijah-Khadijah Putri. Saya bersyukur acara ini bisa direalisasikan perdana secara tatap muka setelah pandemi. Mudah-mudahan bisa diikuti oleh daerah-daerah yang lain,” ujarnya.

Lebih lanjut Hj. Ridha Nur Hidayah menerangkan, wanita harus dibekali persiapan terbaik untuk menjadi madrasah pertama bagi calon putra putrinya kelak. Menjadi seorang wanita ibarat menyiapkan cermin untuk calon buah hati dalam keluarga. Lewat institusi kelurga, baik itu karakter, akhlak, hingga tata krama bisa membentuk jati diri bangsa.

Bagaimana menjadi memiliki tata krama yang baik? Resita Kuntjoro memberikan penjelasan dihadapan para remaja putri. Menurut dia, terbentuknya adab itu tidak hanya lewat lisan, tetapi disampaikan dari baiknya tauladan menjadi wanita, hingga menjadi pembelajar sepanjang hayat. “Tata krama yang baik pada dasarnya adalah suatu pembiasaan dan semua datangnya dari rumah. Kalau misalnya keluarga tersebut sudah mau menanamkan suatu kebiasaan baik, maka biasanya itu tata krama yang baik akan melekat panjang,” ujarnya.

Resita Kuntjoro menggambarkan, pendidikan tata krama di dalam keluarga sesederhananya seperti membiasakan bangun shalat subuh bersama-sama, hingga melakukan musyawarah bersama-sama. Hal sederhana itu merupakan satu pembiasaan yang sudah dididik dari lahir. “Apabila pemebelajaran sederhana itu diteruskan, maka dia itu menjadi suatu pengokohan kayak gitu. Karena itu sudah membalung sumsum ke dalam dirinya. Akhirnya sekarang ini tinggal kalian, misalnya mau meningkatkan lagi level-level dari pada tata kramanya,” tambahnya.

Namun, Resita Kuntjoro mengingatkan, pergaulan juga bisa mempengaruhi tata krama seseorang. Ia menjelaskan, memilih teman itu menjadi penting buat generus supaya lingkungan sosial juga mendukung kebiasaan-kebiasaan baik. “Kebayang enggak kalau misalnya kita berada di lingkungan yang mungkin pergaulannya banyak yang ngerokok, kita kan juga jadi mungkin bisa aja terbawa?, Kalau misalnya kita memilih untuk tidak berada di dalam lingkungan itu kan juga bisa ya. Kita mengatakan, maaf saya tidak merokok seperti itu. Tapi itu luar biasa sih, butuh namanya effort gitu untuk melakukan itu semua,” ia menambahkan.

Resita Kuntjoro kemudian mengajak generus keputrian LDII Jakarta Utara untuk rutin meninjau kembali hadist Kitabul Adab yaitu kitab tentang budi pakerti yang secara rutin dikaji tiap tahun. “Sebenarnya balik lagi, satu mau meninjau lagi itu di dalam Kitabul Adabnya ada apa aja. kemudian mana ya yang belum aku praktekin? itu bisa itu dijadiin bahan reviewnya diri kita sendiri. Habis itu pasti levelnya dia akan naik itu tingkat ketakwaannya,” ujarnya.

Contoh lain, misalkan seorang muslimah memakai pakaian yang sesuai syariat Islam, itu sudah bagus sekali. Artinya muslimah itu mau melihat bagaimana aturan main menggunakan pakaian yang sesuai dengan syariat Islam. “Mungkin dia butuh upaya untuk beli bajunya, memperbaiki kerudungnya, dan yang lain-lain. Tapi itu kan satu langkah yang penting yang sudah diniatkan dan dia ada di satu langkah berikutnya. Maka dari itu, kalau dia sudah mengingat dan sudah memulainya, insyaallah akan ada perubahan,” ujarnya.

Tata krama sangat penting untuk kehidupan sehari-hari karena menunjukkan cinta, rasa terima kasih, dan rasa hormat terhadap orang lain. Akhlak yang baik mengacu pada perilaku sosial yang santun, rendah hati, santun, hormat, dan berbudaya. Tata krama akan selalu melekat pada nilai kemanusiaan, karena nilai tata karma dianggap sebagai salah satu kunci menjadi manusia. Hal tersebut membuat seseorang sangatlah penting untuk dapat memiliki tata karma dan perilaku yang baik dalam menjalani kehidupannya di berbagai lingkungan sosial.

Kegiatan ini memberikan ilmu mengenai membangun tata krama, untuk menciptakan kepribadian yang baik sebagai seorang muslim. Peserta diahrapkan menjadi muslimah yang memiliki kepribadian dan tata krama yang baik sehingga dapat menjalani kehidupan di berbagai lingkungan dengan lebih baik. *Khoir/KIM.

Social Media Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *